Kamis, 03 Mei 2012

Seorang yang suka berjudi dan menyakiti istri


Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh..


Hai para Sahabat yang di rahmati Allah. Kali ini kisah nyata tentang seorang pria yang semasa hidupnya, di isi dengan kegiatan berjudi,dan menyakiti istri.
Demi menjaga aib dan nama keluarga maka nama tokoh dalam kisah ini, disamarkan.

Sebut saja namanya Jaka, Jaka seorang anak yang pintar, ia dilahirkan dalam keluarga yang agamis. ayahnya adalah seorang kyai. maka tak heran bila jaka pernah mengenyam pendidikan pesantren selama 6 tahun

Namun setelah menikah dengan Novi, kelakuan Jaka mulai berubah, ia gemar sekali berjudi, hal ini di karenakan segala usaha yang di rintis olehnya selalu mengalami kegagalan. Jaka pun terbelit hutang

Setiap ada kesempatan untuk berjudi, Jaka selalu mengikutinya, bagaimanapun caranya.pendidikan di pesantren dahulu tak mampu merubah tabiatnya. meskipun shalat lima waktu selalu dijalankannya secara rutin, namun kegiatan berjudinya pun selalu di jalankan secara rutin pula. orang tuanya sampai kewalahan menasehatinya

Usia yang semakin bertambah, tak mampu merubah kelakuannya. kelakuan Jaka semakin menjadi- jadi, dengan kelincahan bicara dan kekuatan ototnya. ia gunakan untuk membual. ia plintir teks teks agama demi menyelamatkan kepentingan dirinya sendiri. ia selalu merasa benar. omongan orang lain tak mau di dengarnya. jika ada yang berani membantahnya, maka orang tersebut di ancam dengan kekerasan

Demikian pula istrinya Novi, jangankan untuk merubah perangai suaminya. jika menasehatinya saja, hanya dianggap angin lalu oleh Jaka. ia merasa di gurui oleh istrinya. karena itu Jaka tak segan segan melayangkan tangannya ke istrinya

Tamparan, pukulan dan kata kata pedas barangkali sudah menjadi hal biasa bagi Novi, namun ia tetap besabar, alasannya demi mempertahankan keutuhan keluarga, terutama anak anaknya

Tetangganya sebenarnya jengkel melihat kelakuan Jaka yang tak berubah, namun mereka hanya bisa diam. jangankan untuk memberikan nasehat, melihat matanya saja orang sudah ketakutan. karna Jaka adalah seorang jawara di kampungnya

Keras kepala itulah watak dari Jaka, nasehat istrinya agar tak meminjam uang dari rentenir, untuk modal usahanya. tak di hiraukannya. Novi tau betul, meminjam uang dari rentenir, tak akan segera terlunasi, malah yang ada akan semakin menumpuk

Perilaku buruk Jaka, tidak sampai disitu, ia juga suka menipu, entah berapa banyak orang yang sudah ditipunya. dengan sedikit ancaman orang akan mudah ditundukkannya

Sebenarnya Jaka orang yang pintar, ilmu nahwu, sharf, memaknai Al-Quran dan lainnya. ia cakap, rajin puasa. ia juga pandai bela diri. sehingga di takuti oleh santri-santri lain. tak ada yang berani membantahnya. namun setelah menikah, perilakunya berubah. ia mulai berani makan di warung tanpa bayar, ngutang rokok di toko toko sampai bertumpuk. hal biasa yang tak bisa dihentikkan.

Kemampuan bela diri Jaka ternyata tak mampu melindunginya dari tagihan-tagihan hutang. hidupnya tak menentu, lari pontang-panting tanpa arah yang jelas. beban moral yang menggelayutinya terasa berkecamuk dalam pikirannya. dan itu berlangsung terus sampai kemudian proses perceraian dengan Novi tak dapat di hindari. rupanya Novi sudah tak tahan lagi dengan kelakuan suaminya.

Di bulan oktober kampung itu di gegerkan oleh kematian Jaka, betapa tidak ia meninggal dalam kondisi mengenaskan. tubuhnya telanjang dada, hanya mengenakan kain sarung, telentang di atas lantai rumah saudaranya. posisi tangannya membentang, seperti orang di salib, sementara tasbih masih terselip di jari jari tangan kirinya, Keanehan mulai tampak ketika para penduduk kampung mulai berdatangan untuk melayat jenazah Jaka. mereka terkejut melihat pemandangan yang sungguh membuat bulu kuduk merinding. darah mulai keluar dari mata, hidung, mulut, dan tercium bau busuk. hingga keseluruh ruangan.

Pagi harinya jenazah Jaka belum di kuburkan, karena masih menunggu kedatangan anak pertamanya dari kota jakarta. anehnya sampai malam hari berikutnya, darah dan nanah masih keluar dari tubuh jenazah. bahkan keanehan lain terus terjadi. tiba tiba dua tangannya membengkak, dan terus membengkak, di susul kepala, perut,kaki, hingga sekujur tubuhnya. tangannya yang semula membentang seperti salib, kini mulai bergerak gerak. padahal nafas sudah lepas dari raga. tidak berapa lama kemudian, kakinya ikut terangkat secara perlahan. pemandangan yang luar biasa itu, membuat para pelayat berhamburan keluar, tak kuasa berlama lama di dalam ruangan

Besar tubuhnya sebesar seekor kerbau, sarung yang di gunakan jenazah pun sampai tak dapat di lepas, karena menjadi kekecilan. bahkan kulit dan kain menyatu dengan darah dan nanah yang terus mengalir keluar.

Jenazah yang semula hendak di masukkan ke dalam keranda, ternyata tidak muat. orang orang terpaksa membuat keranda yang lebih besar lagi untuk mengangkut jenazah.

Demikian kisah nyata di atas, Semoga kita tidak terjerumus dengan perangkap setan.....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons